
Kemarin malam selepas pukul delapan saya tersadar di Indonesia sudah berganti hari, 4 Januari. Itu berarti hari lahir sahabat baik saya, Yuriko Liao atau biasa saya panggil Sinyo. Saya mengirim pesan pendek via bbm dan ia membalasnya seketika.
Tiba-tiba saya tergerak untuk mengingat persahabatan kami melalui postingan ini.
Saya mengenal Sinyo yang fasih berbahasa Mandarin dan Inggris ini saat kami sekantor dulu. Pertama mengenalnya saya kira ia seorang yang serius namun ternyata saya salah besar. Ia kocak, jahil dan tentu saja menyenangkan. Ada banyak hal yang mengingatkan saya pada pertemanan kami, salah satunya kejahilan-kejahilan yang tak pernah habis ia ciptakan. Mulai dari membuat beberapa karikatur wajah saya yang sama sekali tidak menarik, menciptakan mimik wajah aneh yang mengganggu saat meeting tim, membuat nickname yang kadang tak jelas, hingga menciptakan sebutan-sebutan untuk HRD kami yang bisa membuat perut melilit sakit saking lucunya. He is hilarious one.
Sinyo sangat memperhatikan pola makan dan penampilan. Dulu ia sering membawa makanan-makanan impor yang nampak asing seperti weetabix yang mirip serbuk kayu, ginger cookies yang kerasnya bisa mematahkan gigi, hingga produk dairy low fat. Entah bagian dari niat memamerkan makanan-makanan tak murah itu, atau memang kebutuhan asupan untuk seorang fitness addict hehehe. Ia pecinta jelly, sayuran dan buah, serta makanan-makanan baik lainnya. Gorengan dan oily foods haram baginya. Satu lagi, he is a branded man.
Saya tak cukup lama bekerja dengannya, hanya satu setengah tahunan. Namun kenangan bersahabat dengannya cukup banyak. Salah satu yang paling berkesan adalah membuat kejutan di hari terakhirnya bekerja. Bersama dengan teman baik saya lainnya, Diko, kita berdua menyusun farewell party untuk merelakan Sinyo pergi dari Bikini Bottom. Anda berpikir kan kenapa Bikini Bottom? Karena kami bertiga sering menyebut diri kami 3 sahabat seperti Spongebob, Patrick dan Squidward. Kekanak-kanakan but it was fun honestly. Saya dan Diko merencanakan pesta perpisahan untuk Sinyo mulai dari memilih hadiah hingga mengatur waktu perayaannya. Saya pikir kejutan yang kami buat saat itu pekerjaan yang lebih keren dibanding mengejar target desain hehehe.
Tak terasa waktu bergerak begitu cepat sejak kami meninggalkan kantor yang lebih dipenuhi dengan senda gurau dibanding kerja serius. Diko kembali ke kota asalnya, Yogyakarta sedang Sinyo bekerja dan hidup di Balikpapan bersama istrinya yang ternyata juga kocak, Deysi. Saya sempat bertemu mereka berdua bulan juli tahun lalu when I was on leave. Kami nonton, makan hingga akhirnya kembali berpisah lagi.
Well, meskipun hanya memiliki beberapa jam kebersamaan that day, bagi saya itu lebih dari cukup untuk menjaga persahabatan kami.
Anyway, Best friends never need to be told that they are best friends. So, I don’t need to tell you right? Have a fantastic birthday, buddy!




