Next (Part 2, Done!)

Ah saya baru punya waktu melanjutkan curhatan saya kapan hari :)

Belajar dengan passion itu jelas berbeda hasilnya. Kemampuan saya melihat, menganalisa kemudian menciptakan suatu desain banyak ditempa di desain produk. Kuliah disana awalnya jelas tidak mudah bagi saya, pertama, karena kuliah desain tidak murah. Kedua, persaingannya jelas cukup ketat, teman-teman memiliki kelebihannya masing-masing. Ketiga, hmm (deep breath), lingkungan sosial mungkin ya, sedikit ‘hedon’ <— ini pendapat saya pribadi ya :). Yang terakhir seringkali membuat saya kikuk, mati gaya :P.

Sejak kuliah saya selalu menanamkan niat bahwa kuliah saya harus baik karena tanggung jawab yang saya emban (<– ini bahasa saya berat sekali ;P).  Artinya perjuangan saya di bangku kuliah harus sejalan dengan perjuangan orang tua, kasihan mereka kan jika saya tidak serius. ‘Baik’ bukan berarti nilai saya semuanya harus A atau harus cumlaude atau tak pernah sekalipun mengulang mata kuliah di semester selanjutnya. Baik itu harus bisa menguasai ilmu dan penerapannya. I’m thinking.

Empat tahun belajar disana mengisahkan banyak hal yang kadang membuat saya tersenyum sendiri saat ini. Mahasiswa yang tidak modis, apalagi gaul, tanpa gadget yang mendukung kuliah (I had no laptop that time, can you imagine? ;P), sedikit nerd yang menyukai perpustakaan bukan hanya karena koleksi bukunya tapi internet gratisnya (whatta pity me!), ah semuanya terdengar lucu sekarang. Bersyukurnya saya bisa menyelesaikan empat tahun disana meski di detik-detik terakhir kelulusan, saya nampak pontang-panting karena kecerobohan manajemen waktu saat tugas akhir (phew!). Tapi untungnya, semua terlewati dengan baik. Sekali lagi, saya melibatkan passion meski passion saya saat itu agak labil.

Dua bulan setelah resmi menjadi Sarjana Teknik (kenapa bukan Sarjana Desain? :P ah sudahlah), saya menerima pekerjaan pertama. Sebenarnya dua bulan sebelum saya resmi bekerja di suatu perusahaan, saya sibuk dengan proyek seorang dosen di kampus, jadi bisa dibilang saya belum pernah menganggur :P. Menerima pekerjaan pertama di salah satu perusahaan perhiasaan terbesar di Indonesia? Perhiasan? Mimpi apa coba, saya sama sekali buta seluk beluk perhiasan.

Apa saya ala kadarnya menerima pekerjaan itu setelah melewati dua kali tes psikologi dan dua kali pula wawancara? Ala kardanya? Tidak. Saya tidak akan mau mengatai diri saya seperti itu, kenapa? Karena begini ; sikap sok-sok pemilih untuk seorang sarjana baru TIDAK berlaku bagi saya. Keputusan mengambil pekerjaan pertama sebagai salah satu tim konseptor perhiasan paling tidak membuka pandangan saya untuk belajar ilmu baru. Selama disana saya belajar banyak, proses desain, flow penjualan, produksi, dan hal-hal semacamnya yang dulu tidak saya dapatkan di bangku kuliah. Tak hanya itu sih, saya belajar team work yang sesungguhnya, team work dalam tim desain saya sendiri dan dengan tim departemen lain. Di perusahaan itu pula saya menemukan beberapa teman-teman baru yang hingga saat ini masih saling bersua meski lewat internet.

Salah satu hal yang mengesankan disana adalah saat saya diberi kebebasan memimpin salah satu proyek pameran perusahaan. Lucu juga sih karena pengetahuan teknik produk perhiasan belum saya kuasai benar, cuman mungkin, mungkin lo ya :D, divisi marketing, manajer produksi dan owner perusahaan percaya saya cukup kompeten dalam mengolah konsep dan pengembangannya. Sepertinya saya ke-GR-an ya :P, maaf. Pencapaian kecil itu bisa dianggap salah satu pembuktian, pembuktian pada diri saya sendiri bahwa paling tidak saya bisa melakukan ‘sesuatu’ untuk perusahaan sebulan sebelum resmi mengundurkan diri.

Nanti kalau saya punya waktu luang, saya tulis terpisah kenangan di perusahaan itu :).

Setelah resmi mengundurkan diri, sebulan setelahnya saya langsung tancap gas ke Afrika. Disini malah lebih gila. Gilanya dalam arti positif dan negatif. Begini, saya berangkat kesini sekali lagi, nothing to loose. Saya tak tahu seluk beluk event industry. Dan….ini pekerjaan terberat yang pernah saya kerjakan! Beratnya dimana? Lain kali saya share seluk beluk pekerjaan ini :). Jika ditanya apakah passion saya kemudian berlabuh disini? Jujur, saya masih memupuknya. Saya masih belajar dan hingga detik ini ilmu dan pengalamannya luar biasa.

***

Oya, sejak pertama bekerja di suatu perusahaan, saya selalu punya time frame. Maksudnya begini, setahun bekerja biasanya saya coba flash back dengan pertanyaan-pertanyaan semacam ; “sudah dapat apa saja?, gaji naik berapa (??? :P), apresiasi perusahaan pada saya ada tidak (???), sudah belajar apa saja?, pengalaman bertambah ga’?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya. Nah biasanya jika saya tidak cukup puas dengan pekerjaan, tempat kerja plus sistem-sistem perusahaan, gaji juga (!!!), saya akan memberi waktu pada diri sendiri untuk bekerja di tempat itu MAKSIMAL dua tahun. Ya, dua tahun. Saya meninggalkan pekerjaan pertama setelah satu tahun tujuh bulan disana. Tidak puaskah saya? Monggo disimpulkan sendiri :P

NEXT? Pertanyaan selanjutnya ; “habis gini mau kemana? kerja apa? punya apa? sama siapa? …apa…dimana…bagaimana…?” dengan TANDA-TANYA yang cukup BESAR yang selalu menari-nari di pikiran saya. Bahkan saat ini pikiran-pikiran itu kerap menari sendiri.

Next2

Kembali ke awal tulisan bagian pertama saat terkesima dengan blog makanan seorang fotografer profesional itu, apakah dunia seperti miliknya akan menjadi pelabuhan saya setelah ini? Apakah saya akan siap meninggalkan semua fasilitas plus gaji dalam bentuk dolar? Ini pertanyaan bagus. Saya pribadi tidak pernah takut kehilangan pekerjaan dan fasilitasnya. Bagi saya kesempatan berkembang dan tahu banyak hal baru itu jauh lebih penting dari sekedar duduk manis di zona aman dan mengerjakan hal yang itu-itu saja. Bisa jadi nanti, saat saya siap, saya akan meninggalkan ini untuk melabuhkan passion saya di dunia kreatif yang lain.

Hanya saja saat ini saya belum merasakan zona aman di industri ini, saya belum settle dari segi ilmu, pengalaman dan juga pendapatan, but sooner or later I’ll fly higher than today! I BELIEVE.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.