Learn

 

Processed with VSCOcam with x1 preset

Layaknya manusia biasa, kadang saya melewati suatu hari dengan biasa. Meaningless. Bangun pagi, berangkat kerja, menghabiskan delapan jam dengan target-target pekerjaan di kantor, pulang, menikmati waktu sejenak sebelum akhirnya tidur. Tapi untungnya, pekerjaan saya cukup mobile. Tidak mengharuskan saya stuck di kantor dan mengulangi ritme harian tadi terus menerus. Kadang secara tak terduga, saya harus menghadiri meeting dadakan di suatu tempat dengan orang-orang yang I had no clue who. Pertemuan yang menghabiskan beberapa jam yang kadang menjemukan, kadang menyebalkan, kadang pula menyenangkan. Dengan ritme pekerjaan yang mobile tadi, secara tidak sadar mengajarkan saya untuk lebih memaknai suatu hari dengan memetik lebih sering pada hal-hal yang menginspirasi.

Minggu lalu, saat saya dan seorang teman sekantor mampir ke rumah klien selepas jam kerja, saya menggerutu dalam hati. Pasalnya, setelah kami menunggu dalam kebosanan, pertemuan singkat yang seharusnya selesai sore itu diundur keesokan harinya. Keadaan seperti itu jelas tidak mengenakkan. Saya mencoba mendamaikan diri dengan pikiran-pikiran jelek yang bisa merubah mood. Manusiawi memang jika saya berpikir apakah kami berdua diperlakukan adil. Saat kami harus menunggu klien untuk mendapatkan kontrak sebuah event, sedang rekan-rekan kerja yang lain sudah dalam perjalanan pulang atau mungkin ada yang sudah sampai di rumah. Alih-alih membiarkan pikiran-pikiran jelek tadi meninggi, saya lebih memilih berpikir positif. Mungkin tanggung jawab kami semakin besar hingga harus merelakan satu setengah jam di hari itu melayang begitu saja.

Akhirnya kami kembali ke kantor dan menunggu di luar karena pintu kantor sudah tutup. Hanya ada seorang sekuriti yang mendapat giliran jaga malam. Suasana amat lengang dan temaram. Maklum, Afrika masih saja Afrika. Masih banyak tempat yang belum terang benderang. Tak lama kami di sana, teman saya memilih untuk meninggalkan kantor lebih dulu. Biasanya, orang lokal seperti teman saya ini, meskipun ia seorang perempuan, tak akan meninggalkan orang kulit putih seperti saya sendirian. Bagaimanapun, ini Afrika. Kadang lebih aman jika kita ditemani penduduk asli daripada sendiri. Sama halnya dengan saya sore itu, ia pasti lelah hingga suasana rumah seperti melambaikan kenyamanannya untuk disinggahi secepatnya.

Sembari menunggu sopir yang terjebak macet dan hampir sampai, saya duduk di kursi plastik di samping sekuriti tadi. Untuk memecah kebosanan, saya iseng membuka percakapan dengannya setelah ia menawari saya duduk. Kira-kira begini ;

S : “Mr Azis, please seat here”

A : “Aw, thank you. So you’re working tonight?”

S : “Yes Sir”

A : “How can you keep your eyes open a whole night? Keeping our compound safe”

S : “Sometimes I’ll go around, sometimes my friend come to see me so we can have chat and I’m not sleepy”

A : “May I ask, how long you’ve been working as a security?”

S : “This is my fourth month. I started on December last year”

A : “Oh, so you’re still new. What was your job before?”

S : “I worked at KFC”

A : “Aw that’s fine. Working there was good, right?”

S : “Yeah, I worked for one and half year”

A : “Hmm, so why you left?”

S : “No, I just wanted to have a weekend for myself”

A : “Oh, you worked from Monday to Sunday? But it must be in shift, right?”

S : “Yes Sir, I wanted my Saturday and Sunday for myself. It’s impossible to have a weekend from my previous job. I worked as a cleaner before I worked at KFC”

A : “I agree, it has to be balance”

S : “I need my weekend because I have to go to school”

A : “Wow, so you’re studying right now?”

S : “Yes Sir, I’m studying at Polytechnic every Saturday and Sunday”

A : “Oh I see, so when you are not working tomorrow, you can rest and sleep in the afternoon and your second will resume. Then on Saturday and Sunday you’ll off”

S : “Yes Sir”

A : “That’s great. I always inspired by someone like you who is working for a better future. Good luck!”

S : “Thank you Sir”

A : “Okay then, good night!”


Saya mengakhiri perbincangan singkat sore itu saat sopir sudah di depan pagar kantor. Jarum jam menunjukkan pukul delapan lewat. Saya tak sabar ingin tiba di rumah secepat mungkin. Mengakhiri hari dengan istirahat di kamar atau memutar ulang film-film yang saya punya. Sopir saya memberitahu waktu tempuh ke rumah bakal sedikit lebih lama karena kondisi jalanan yang cukup macet. Akhir-akhir ini jalanan memang sering macet karena fuel-strike. Saya kira bukan karena fuel-nya yang langka, hanya sistem yang amburadul yang membuat keterlangkaan dan melahirkan deretan mobil-mobil yang mengular di sepanjang jalan. Satu setengah jam melayang karena meeting tadi plus kondisi jalanan yang macet. Lengkap sudah.

Di dalam mobil, saya kembali meredam pikiran-pikiran negatif yang ujung-ujungnya menghasilkan umpatan-umpatan sampah. Justru saya menikmati kemacetan sambil memetik pelajaran dari percakapan dengan sekuriti tadi. Pertama, saya belajar bahwa baik buruknya hari yang kita punya benar-benar tergantung bagaimana kita bersikap dan mamaknainya. Kedua, pelajaran hidup bisa ditemukan di mana saja. Mungkin jika meeting berjalan lancar dan saya tidak harus kembali ke kantor dan berbincang dengan sekuriti itu, saya tidak memetik pelajaran darinya. Jujur, saya terkesima dengan tekadnya melanjutkan pendidikan. Saya tak tahu bagaimana kualitas pendidikan yang ia jalani, saya pun tak tahu bagaimana ia menjalani hari-harinya di tempat ia belajar. Tapi yang saya tahu, tekadnya kembali ke sekolah, lebih-lebih ia membiayainya sendiri dari hasil tabungannya benar-benar menginspirasi. Seorang sekuriti yang berani melepas pekerjaan sebelumnya hanya karena ia ingin bebas memiliki hari Sabtu dan Minggu. Dua hari yang ia jalani untuk menuntut ilmu yang semoga suatu saat nanti mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik.

Learn2

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.