Ya, ini tak adil. Saat saya baru saja menghabiskan beberapa sendok nasi merah dengan sisa paha ayam goreng yang dingin karena disimpan di kulkas karena tak tahan menahan lapar, eh malah menemukan beberapa foto makanan seperti ini :(
Duh Mei, bergulirlah lebih cepat agar saya bisa segera terbang kembali ke rumah. Mendapati Ibu yang tersenyum lembut setelah selesai memasak ikan tongkol bumbu kecap dan urap-urap pedas. Lengkap dengan tempe renyah berwarna coklat keemasan. Dan mungkin esoknya, saya bisa duduk santai di warung dekat rumah dengan semangkuk bakso panas dan segelas es teh manis. Atau, mampir sejenak ke rumah makan di siang hari, menyantap sepiring kepiting pedas dengan nasi putih yang masih panas, dan membawa beberapa bungkus ke rumah.
Khayalan-khayalan ingin makan makanan Indonesia sudah terbang di angan-angan.
Ah, ini tak adil. Perut saya masih belum kenyang. Beberapa sendok nasi merah tadi belum memuaskan nafsu makan. Bahkan, secangkir coklat panas yang saya seduh dengan susu putih cair sebelum makan juga tak cukup membantu. Mana saya tak punya apa-apa di kulkas, duh, besok sarapan apa coba.