Enjoy While You Can

 

Enjoy1

 

Belakangan ini saya sering bercanda via Line dengan sahabat saya, Sohib, dengan membandingkan kehidupan satu sama lain. Saya bergurau seperti ini padanya ; “eh, kamu enak ya Hib, kemarin libur panjang di Indo, bisa keluyuran kemana-mana lho Hib” juga “eh enaknya hari Sabtu bisa ke Balai Pemuda Hib, pulang-pulang bisa mampir Starbucks Hib”. Atau bahkan yang paling sering membuat dia kesal seperti “Hib, ayo Hib, aku sudah booking hotel lho di Bali buat liburan, yuk ikut packing yuk”.

Sedang ia sering bercanda begini pada saya, “Jis, enaknya kamu Jis, makan-makan enak terus Jis. Duh, itu snack-nya kayaknya enak dan mahal Jis”, atau “Duh, enaknya Jis jadi kamu Jis, bisa bikin orang tua bahagia Jis”, “Jis, enak Jis jadi kamu Jis, habis maghrib pesan kue-kue buat dikirim ke rumah orang tuamu Jis”.

Pengulangan Hib dan Jis-nya banyak ya? :| 

Gurauan-gurauan di atas memiliki satu kesamaan yakni sesuatu yang menyenangkan. Keluyuran, mampir ke Starbucks, liburan, bayar hotel, makan enak, pesan kue, semuanya menyenangkan bukan? Iya, semuanya menyenangkan dan membutuhkan uang, hehe. Nah, saya ingin berbagi sedikit tentang pandangan saya terhadap dua hal di postingan ini. Pandangan tentang materi dan tentang kenapa kita harus fokus pada hidup kita sendiri.

 


 

Saya sama seperti Anda, bahagia bila dompet sedang tebal dan gelisah saat dompet mulai mengempis. Saya pun seperti manusia pada umumnya yang masih memiliki banyak hal yang ingin digapai selagi hidup. Saya masih ingin melanjutkan pendidikan, masih ingin mewujudkan mimpi saya ke Eropa, menikah, masih ingin mengisi rumah dengan furniture pilihan, masih ingin menyenangkan orang tua dengan liburan, dan masih banyak lagi. Tidak bisa dipungkiri hampir semuanya masih berkaitan dengan materi, semuanya membutuhkan uang.

Saya percaya akan tiga hal jika bicara mengenai uang. Pertama, money is good. Even money is not everything paling tidak, we can do something with money. Bisa menyenangkan diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi, yes? Kedua, you’ll never have enough sampai kita benar-benar bersyukur pada apa yang dipunya. Ketiga, enjoy while you can.

Ada salah satu ucapan sahabat saya, mas Andhi, yang menancap di kepala hingga hari ini. When you have money you should enjoy and spend it, when you don’t have you better fast. Saat punya uang, sudah seharusnya kita nikmati. Saat tidak punya, puasa saja. It sounds so easy ya, tapi kenyataannya tidak :P. Tapi ucapannya ada benarnya. Saat kita memiliki uang yang cukup, ada baiknya kita menikmati apa saja yang membuat kita bahagia dan bermanfaat. Dikala sedang harus puasa pada apa saja yang menyenangkan, dikala itu pula kita harus menikmati apa yang ada, sering-sering bersyukur dan bersabar.

Jika Anda pembaca blog ini, mungkin Anda sudah hapal berapa kali saya memposting makanan-makanan yang cukup menguras kantong (even mostly I did it for photography purpose :)). Pampering myself dengan makanan-makanan lezat adalah salah satu contoh bagaimana saya menikmati hidup saat dompet sedang tebal, and I can’t argue for that. Oh sekedar catatan, saat ini saya yang sedang hidup di negara terpadat di Afrika juga terkena dampak resesi global. Melemahnya Naira terhadap Dolar Amerika membuat harga semua kebutuhan naik drastis. Tak terkecuali harga bahan makanan. FYI, hampir delapan puluh persen makanan yang saya konsumsi di sini adalah makanan impor. So, food is one of the most expensive expenses saya di sini. Memanjakan diri biasanya saya lakukan setelah menghadapi pekerjaan yang benar-benar menguras energi yang tak sedikit. Beberapa kali saya harus menghabiskan dua hari di luar rumah, bekerja siang dan malam untuk satu project, dengan makanan-makanan fast food yang tak jelas gizinya. Jadi saat kemudian pulang ke rumah dan memiliki waktu untuk recharge, saya memilih memanjakan diri dengan makanan-makanan lezat yang harus diabadikan dulu di blog ini sebagai reward. Tentu saja, jika harus menghitung berapa Naira yang saya habiskan sekali belanja, sambil mengerutkan dahi, I say to myself that Gosh, that is expensive!.

Trust me, tidak setiap hari saya memanjakan diri dengan makanan-makanan yang menguras kantong. Karena jika iya, tentu saya akan kelabakan saat sadar dompet yang harus saya bawa saat nanti mudik ke Indonesia hanya berisi beberapa lembar dolar. And trust me too, when I don’t have money I better fast either. Di lain sisi saya harus hidup layak karena jauh dari siapa-siapa dan ini Afrika lho :(, di lain sisi pula saya harus sadar jalan ke depan masih panjang. I better save money cause I won’t live here forever. Jadi saat dompet mulai menipis, mau tak mau saya harus berpuasa pada makanan-makanan pricey tadi. Kadang saya harus makan nasi dengan Indomie dan telur ceplok, atau makan makanan yang sama dua hingga tiga hari berturut-turut :). Dengan begitu, hidup bisa seimbang. Bersyukur saat menikmati apa yang dipunya, dan bersyukur pula saat harus berpuasa.

 


 

Focus on your life. 

Manusia seperti saya dan Anda seringkali membandingkan hidup kita dengan orang lain. Tidak jarang kita melihat hidup si A atau si B lebih bling-bling dari hidup kita sendiri.

Sebagai contoh, saat saya sedang bosan di sini dan mendapati seorang teman sedang menikmati liburan di suatu pulau/negara, saya bergumam “kok enak ya dia, bisa liburan ke sana sedang saya masih harus bekerja di sini”. It’s human I know but I don’t even have a clue bagaimana ia mengencangkan ikat pinggang agar bisa liburan. I don’t even know how he spends his money. I don’t have a clue either his problems in life. I don’t even know what he’ll do afterwards. Saat kita melihat seseorang sedang menikmati hidupnya dan kita tidak sedang memiliki apa yang mereka miliki, we feel sorry for ourselvesIt happens sometimes, kita terlalu fokus pada hidup orang lain sedang kita lupa how we should enjoy our own lifeThey have their own life, we have ours, guys :).

Bagi saya, yang harus kita lakukan dengan hidup ini adalah live our life and do something while we are alive. Kita semua diberkahi hidup masing-masing. Dan selagi hidup, we have to achieve something. Jika belum bisa achieve something untuk orang lain, paling tidak we have to achieve something untuk diri sendiri.

Tidak ada salahnya sekali-kali membandingkan hidup kita dengan orang lain. It may help jika itu bisa membuat kita semangat memperbaiki kualitas hidup but it may be dangerous jika kita hanya membandingkannya begitu saja. Biasanya, saat pikiran membanding-bandingkan melanda, saya segera menyadarkan diri dengan bersyukur karena masih diberkahi pekerjaan yang menghasilkan kemudian kembali fokus pada apa yang ingin dicapai.

Remember to enjoy what we have, be grateful and keep working to achive something in this life :).

 

 

MoneyTalk2

 

Ah, sudah ah, kok tulisan saya lama-lama agak-agak ke-“Mario Teguh”-an, hehe. Sudah pukul empat pagi di sini, waktunya sahur agar memiliki energi lagi untuk bekeja keras demi mimpi-mimpi yang tinggi.

 

Salam,

Azis.

 

 

Lagos, 4.09 a.m.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.