Just A Little Gift

Ada dua alasan mengapa tanggal sebelas bulan Mei cukup istimewa. Pertama, itu hari lahir saya. Secondly, tanggal sebelas Mei tahun lalu dua sahabat baik saya, Ayos dan Winda resmi menikah. Ayos dan Winda sama-sama lahir di bulan Mei. Tanggal enam Ayos lahir, sedang Winda lahir tanggal tiga belas. Tak hanya mereka berdua, sahabat saya yang lain, mbak Ika lahir di tanggal yang sama dengan Rifda, tanggal empat. Dan terakhir, Sohib, lahir tanggal lima. So, we are bunch of cool Mayers exactly.

Tanggal sebelas kemarin, saya tak merayakan apa-apa. Selain memang bukan tradisi, kali ini saya memilih untuk mensyukuri lebih pada nikmat-nikmat yang tak kentara. Tak ada satu hadiah pun yang saya beli untuk diri sendiri macam ini. Hadiah dari sahabat-sahabat saya? Ada, meski bukan berupa sebuah benda. Melainkan hadiah sederhana yang mampu membuat saya terharu. Yup! ucapan selamat ulang tahun.

Saya selalu menaruh iPhone on airplane mode setiap akan tidur dan menyalakannya kembali saat bangun. Sebelum pergantian hari, saya sengaja mengatur alarm pukul sepuluh, setengah sebelas, dan pukul dua belas kurang lima belas menit. Jaga-jaga saja agar saya bisa bangun tepat setelah pukul dua belas malam. Saya hanya ingin memanjatkan doa sederhana berisi rasa syukur pada Allah yang telah melimpahkan banyak berkah dan kesempatan hidup. Panjatan rasa syukur karena Allah memberkahi orang tua, keluarga, sahabat, dan guru-guru dengan kesehatan. Pun doa-doa singkat berisi permintaan pada hal-hal yang belum saya capai dalam hidup. Bertemu jodoh kemudian menikah, melanjutkan pendidikan, hingga meminta petunjuk untuk dipermudahkan jalan menuju Eropa. Benua yang saya yakin akan menjadi tempat berpijak setelah Afrika. Lima belas menit setelah bangun tengah malam, saya kembali tidur.

Saat saya bangun dan mengaktifkan kembali iPhone, notifikasi di Line saya menumpuk. Ucapan selamat dari Winda, Ruli dan Maya yang tergabung dalam satu grup (baca : grup Sogeh) memenuhi layar. Saya membalas mereka dengan ucapan terima kasih pun menyempatkan mengucap selamat pada Winda yang telah melewati satu tahun pernikahan. Ucapan dari sahabat-sahabat saya yang lain, mbak Ika, Rifda, Fahmi, Sohib, Ayos, Edwin, Yuriko, Tomo, Dimas, juga memenuhi notifikasi di iPhone. I was like I had spring of joy because their wishes was so touchy, and I felt blessed when my bestfriends remembered the day I was born.

***

Friendship1

Saya memiliki ide sederhana untuk hadiah first wedding anniversary si Winda dan Ayos yang indah sekali diterjemahkan lewat goresan tangan flatmate saya di sini, mas Danang. It was an impromptu idea actually saat saya melihat mas Danang sedang bosan di kantor dan mulai mencoret-coret kertas gambar. Saat melihat tangannya gatal menggambar sebuah karikatur, saya langsung menyodorkan buku sketsa dan mentrasfer ide yang ada di benak saya. I know he is so so good in drawing. “Mas, yang ada di pikiran saya, Ayos memeluk Winda. Sedang saya, Ruli dan Maya ikut berbahagia melihat mereka berdua bahagia”, kira-kira itu yang saya ucapkan pertama kali. Mas Danang langsung meminta saya menunjukkan foto kami berlima. Saya mulai bersemangat setelah ia menggoreskan goresan pertama dan menggambar Winda. Ia hanya butuh sekian menit kemudian mengganti goresan pensilnya dan mulai menggambar wajah Ayos. Saya bertambah semangat saat mas Danang menangkap wajah Ayos dengan sempurna lengkap dengan kacamatanya. Kemudian, ia mulai menggambar Ruli.

Ia menangkap karakter wajah Ruli begitu sempurna lengkap dengan alis tebal dan bagian jenggotnya. Ide saya kemudian berkembang liar. Saya meminta mas Danang untuk melengkapi Ruli dengan odong-odong. Saya tertawa membayangkan Ruli mengayuh odong-odong mengingat badannya yang cukup tambun. Saat mas Danang mulai menggambar wajah saya, saya berpesan untuk melengkapi tangan saya dengan tumpukan dolar dan beberapa koin-koin emas berceceran. Please don’t judge me I’m a greedy person yang materialistik :). Konsep dolar dan emas hanyalah konsep yang datang tiba-tiba saat saya ingat obrolan saya dan Maya di Line yang selalu membuat kami berdua tertawa terbahak-bahak. Candaan saya dengan Maya kadang dibumbui candaan-candaan macam orang stress. Maya selalu menuduh saya mendewa-dewakan uang, hehe, sedang saya selalu menggoda Maya bahwa ia akan bahagia jika memiliki banyak uang. Karena dengan uang, Maya bisa membeli lipstik merah yang ia idamkan, membayar uang pendaftaran Ranu, ke salon hanya untuk creambath, atau sekedar duduk-duduk ‘ha-ha-hi-hi’ dengan teman-teman sosialitanya ditemani teh dan cakes cantik-cantik di kedai teh seharga lima ratus ribu. Dan, dengan dompet tebal, Maya bisa membawa pulang Skippy.

Ini lucu, ide saya berkembang lagi saat mas Danang menggambar wajah Maya. Saya meminta ia menggambar kaleng-kaleng Skippy di depan Maya yang sedang duduk dengan kalung emas tebal di lehernya. Kenapa tiba-tiba saya berpikir Skippy?. Malam itu saya dibuat kembung dengan cerita Maya yang tak kuasa menahan air liurnya pada Skippy. Maya berdiri di depan tumpukan Skippy dan Nutella saat ia berbelanja di sebuah supermarket dan tak mampu membawa pulang sekaleng Skippy. Kata Maya begini, “Sayang duitnya Jis, kalo gw beli, gw mikir. Anak gw makan enak ga ya di Batam?.”. Saya setengah terharu tapi tak mampu menahan tawa di dalam kamar. Saya membayangkan wajah Maya di depan rak dengan Skippy yang memanggil-manggil untuk dibawa pulang. Tawa saya semakin kencang saat saya membalas Line-nya dengan stiker si Brown yang menabur uang dan sebuah bebek kecil yang mencoba menangkap uang-uang yang ditabur. Maya membalas, “Jis, itu si bebek kayak gw, sedang elu yang nabur-nabur duit.”. Bagaimana saya bisa menahan tawa dengan obrolan gila macam itu :).

***

Melihat sketsa mas Danang ini membuat saya tak sabar bertemu mereka tahun ini. Saya memiliki ide untuk makan siang bersama merayakan cool Mayers nanti saat saya pulang. Dan tentu, saya berharap Maya bisa ke Surabaya lagi seperti tahun lalu saat kami merayakan persahabatan seperti ini. Di suatu siang yang hangat, dengan makanan-makanan yang menggugah selera, melepas rindu dengan cerita dan canda tawa. Oh, saya pun akan mencetak sketsa ini di kertas foto dan membingkainya sebanyak empat buah. Untuk saya sendiri, Winda, Ruli dan Maya macam simply gift untuk wedding anniversary Ayos&Winda dan untuk perayaan persahabatan kami berlima. I’m blessed I have them and our friendship and I feel happy as well that soon, Ayos Jr will come to this world! :).

Friendship2

This iPhone picture below was taken on 11th of May when I shared some pizzas with my colleagues at our office. Please dont judge my messy hair that day :).

Friendship3

Oh, Maya, sketsa dan tulisan ini adalah kejutan yang saya tutup-tutupi dari hari kemarin. Semoga kamu tersenyum dan bahagia like I do :).

Cheers,

-A-

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.