Memasak itu fun!

Saya masih ingat pada suatu malam berdoa untuk bisa pergi dari kota kelahiran. Sempat terpikir Jakarta. Hidup jauh dari rumah. Jadi anak kos. Pasalnya, sejak kecil hingga sempat setahun tujuh bulan kerja setelah lulus kuliah, saya tetap tinggal di Surabaya.

Saya ingin merasakan tantangan lebih. Tantangan hidup yang lebih mandiri. Jika tak salah, doa itu terucap setahun yang lalu. Dan Tuhan tak tanggung-tanggung mengabulkan apa yang saya harapkan kala itu, bukan ke Jakarta, tapi ke Lagos. Afrika. Alamak, jauh sekali. Ya, Tuhan mengabulkan dan memberi kesempatan hidup di benua sebelah.

Sejak memutuskan pindah ke Lagos mau tak mau saya harus serba mandiri. Hampir semua aspek hidup harus saya urus sendiri. Sangat berbeda dengan hidup sebelumnya yang masih bisa dianggap santai. Jauh dari rumah, jauh dari keluarga, tak ayal harus bekerja lebih keras.Tinggal di flat pun ternyata tak mudah. Kadang berperan seperti seorang ayah, tak jarang pula sebagai ibu rumah tangga. Dulu sepulang kerja, selalu tersedia masakan rumahan ibu saya. Ibu jago masak, turunan dari almarhum nenek. Beliau semasa hidup terkenal jago masak di keluarga besar saya. Masakannya memang yahud.

Sejak hidup di Lagos memasak seperti sebuah ritual penghilang stress. Kegiatan yang ampuh mengusir kejenuhan. Dan memasak telah menjadi salah satu cara menghemat pengeluaran bulanan. Lagos memang lebih mahal dibanding Surabaya. Apalagi dari segi makanan. Sebagai gambaran, biaya hidup disini tiga kali lebih mahal dari Surabaya. Saya memang tak melulu makan masakan hasil sendiri, ada kalanya saya makan di luar untuk melatih indera pengecapan dan penglihatan. Namun tak sering. Jika saya tak cermat dan hemat, tentu saya akan kelabakan di akhir bulan.

Saya menggemari masak memasak sejak SMP, saya ingat suatu siang saat bel masuk datang dengan sekotak jajanan pasar yang saya masak sendiri saat it, Klepon. Kegemaran yang satu ini semakin menjadi kala saya duduk si bangku SMA. Teman-teman dekat saya sangat hapal menu apa saja yang ada di kotak makan siang. Mereka taster-taster setia. Dulu saya masih suka memasak cemilan manis dari jajanan pasar hingga roll cake. Sekarang? Lebih banyak memasak lauk.

Setahun tinggal di Lagos membuat saya lebih excited mengasah kemampuan ini. Sebagai perantau, memasak harus bisa menjadi salah satu keahlian dan bentuk kemandirian. Paling tidak itu yang saya rasakan.
*Saya akan mencoba membagi resep-resep mudah yang bisa dicoba di tulisan selanjutnya. Can’t wait to post it! ;)

5 thoughts on “Memasak itu fun!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.