Pandjalu

PANDJALU_DJALUJANG_110622_Biodata_01_WEB

Mari menambah ilmu. Buka wawasan dengan orang-orang baru agar kita semakin tahu.

 

Saya perkenalkan Anda dengan blog yang membuat saya kagum dengan konten dan kualitasnya belakangan ini, Pandjalu. Daripada berlama-lama, mari simak perbincangan saya dengan pemiliknya. Take a cup of tea, stay cool and enjoy! 

Siapa sebenarnya seorang dibalik blog Pandjalu, profil singkat lebih tepatnya?

“Ok, Pandjalu adalah sebuah catatan dari seorang pria yang sangat tertarik dengan dunia makanan. Pria itu adalah saya, bernama Lukman Gunawan a.k.a. Elgunawan. Bisa dipanggil El atau dipanggil Gunawan, ataupun Lukman, bebas. Catatan seputar kegiatan memasak itu saya torehkan dalam sebuah blog yang saya susun sebelum saya menikah dan menantikan kelahiran seorang anak seperti sekarang ini. 

Saya adalah orang yang sangat menyukai keindahan visual, maka tak salah kalau saja saya memang menyeburkan diri dalam dunia grafis dan fotografi. Namun dua dunia itu sudah saya tinggalkan semenjak tiga tahunan yang lalu setelah saya memutuskan untuk tinggal di sebuah desa jauh di pingir selatan kota Bandung. Sekarang saya sedang belajar bertani, bercocok tanam, dan budidaya perikanan tawar”

Apakah kesibukan mas Lukman selama ini berhubungan dengan dunia memasak?

Kesibukan saya sebenarnya tidak bersinggungan langsung dengan dunia memasak. Ya tapi hasil bumi dan perikanan kan pasti ujung-ujungnya untuk persoalan perut, nyambung ke masak. Namun juga, cerita kehiduapan mengalir dan mengarahkan saya untuk bersinggungan dengan dunia memasak. Keberadaan blog Pandjalu.com ternyata tanpa diduga menjebloskan saya benar-benar ke dunia memasak. Tadinya memasak yang merupakan sebuah hobi untuk mengisi waktu luang ketika dulu masih bujangan ternyata lambat-laun menjadi sebuah pekerjaan juga. Saya acapkali diundang untuk demo masak dan memasak utuk orang lain. Kini saya akhirnya membuat sebuah jasa memasak bersama teman baik saya, bernama Open Table

Sejak kapan mas, berpikir bahwa memasak terus membuat blog itu dirasa menyenangkan?

“Kalau ditanya sejak kapan saya menikmati memasak terus membuat blog itu menyenangkan, ya pastinya sejak blog tersebut muncul dan saya ciptakan. Kalau saja saya menyadari ini dari sejak SMA, misalnya, ya mungkin akan saya lakukan sejak dulu.

Semua ini awalnya berangkat dari keisengan saya saja, yang semenjak pindah ke sebuah desa saya tanpa sengaja sering berkegiatan di dapur untuk sekedar memenuhi kebutuhan sendiri dalam hal makanan setiap harinya. Lalu karena, ya, itu tadi saya ini orangnya “visual” sekali, tanpa sengaja saya membuat dokumentasi dari setiap hasil saya memasak. Pemikiran lainnya yaitu saya ini orangnya pelupa, jadi saya butuh catatan sendiri untuk segala hal yang telah saya lakukan. Supaya ketika saya lupa saya bisa kembali membuka catatan pribadi saya. Pribadi? Ya, kalau diteliti, sebenarnya di blog itu saya tidak pernah sekalipun mencoba berinteraksi dengan orang lain / pembaca. Jadi ini tujuannya benar-benar catatan untuk pribadi saya sendiri. Makanya saya pun tidak menyediakan layanan komentar di blog tersebut”

Dari beberapa postingan makanan yang mas Lukman buat, adakah waktu dan budget khusus untuk memasak, kemudian dibuat postingan hingga akhirnya dipublish di blog?

“Saya sama sekali tidak membuat aturan atau jadwal apapun dalam blog saya itu. Jadi sama sekali tidak ada budgeting atau perhitungan apapun dalam setiap materi yang akan saya posting. Singkatnya, ketika saya sedang memasak ternyata hasilnya bisa saya dokumentasikan, ya akan saya foto. Kalau ternyata saya tidak sempat foto, ya, saya tidak akan foto, yang pada akhirnya tidak akan saya posting juga ceritanya. Bahkan banyak sekali kejadian-kejadian memasak saya yang tidak saya dokumentasikan di blog. Ya begitulah, ini menjelaskan bahwa saya tidak effort dalam membuat blog tersebut karena memang saya tidak mau direpotkan dengan urusan nge-blog, hahaha. Hampir setiap hari saya memasak, tapi coba perhatikan tanggal dan waktu setiap postingan blog saya itu, belang-belang sekali, waktunya saling berjauhan, hahaha. Jadi intinya, ada kejadian yang terdokumentasikan, maka akan saya simpan di blog, namun ketika saya malas atau terlewat untuk membuat dokumentasi, ya saya sih cuek saja, hehehe”

Melalui blog Pandjalu ini, saya dengan mudah bisa menilai mas Lukman ini punya sense of art yang bagus, dari pemilihan gambar, layout, dan desain grafis yang disisipkan di resep, sebelumnya pernah mengenyam pendidikan desain atau sejenisnya mas?

“Wah, thanks for your compliment. Iya, latar belakang sekolah saya adalah desain grafis”

Di beberapa postingan saya bisa melihat pengetahuan mas tentang bahan makanan dan jenis makanan cukup luas, dari mana saja mas Lukman belajar mengetahui hal-hal seputar makanan?

“Dunia memasak ini saya mempelajarinya dari buku, buku, dan buku, sekaligus praktek memasak langsung. Banyak melakukan kegiatan yang terus-menerus sama pasti pada akhirnya akan membuat diri kita sendiri mengetahui lebih banyak akan kegiatan tersebut. Dan karena blog itu juga, akhirnya menggiring saya ke orang-orang yang bersinggungan langsung dengan dunia makanan, maka saya banyak belajar dari orang-orang tersebut. Belajar dari the real chef, pelaku bisnis restoran, pedagang sayuran di pasar, petani, dari pembantu di rumah, dan lainnya. Namun perlu dicatat, saya merasa pengetahuan saya belum luas, loh”

Siapa yang banyak menginsipirasi mencintai dunia memasak? Idolanya deh dalam memasak?

“Karena saya senang dengan visual maka seringkali saya membeli buku dengan alasan tampilan visualnya bagus. Jauh sebelum saya bersinggungan dengan dunia memasak ini, dulu saya tidak sengaja membeli buku Jamie at Home-nya Jamie Oliver. Lalu semenjak saya pindah ke desa, buku tersebut ternyata sangat memberikan inspirasi dalam hal memasak. Visual yang muncul dalam buku tersebut menstimulasi otak saya kebahagiaan-kebahagiaan dalam memasak. Saya sangat menikmatinya. Namun jika ditanya mengenai idola dalam memasak, saya tidak punya idola. Lebih tepatnya belum punya”

Menurut mas Lukman sendiri, bagaimana seharusnya blog makanan itu dipersembahkan oleh si blogger?

“Blog makanan harusnya seperti apa?! Hahaha. Tidak ada aturan apapun sih menurut saya. Namanya juga blog, sifatnya pribadi, jadi ya seenak-dewek-nya saja. Saya tidak terpikirkan harus seperti apa “baiknya” sebuah blog makanan karena berangkat dari pengalaman saya, ya, saya tidak untuk tujuan apapun dalam membuat blog masakan ini terkecuali untuk catatan pribadi saya sendiri”

Punya panutan seorang food blogger ga mas yang mempengaruhi gaya tulisan ataupun gaya fotografi makanan?

“Panutan food blogger?! Tidak ada, hahaha. Saya ini adalah tipe orang yang kurang mempunyai panutan, hahaha. Palingan idola saya itu Blur, Radiohead, dan Scott Schuman, hahaha”

Foto-foto yang diambil mas ini keren-keren, selama ini menggunakan spesifikasi kamera apa? Apakah dulu pernah belajar memotret makanan?

“Saya mengunakan kamera apapun yang ada di sekitar ketika memasak. Jadi tidak ada spesifikasi kamera khusus. Beberapa makanan terdokumentasikan dari kamera genggam bahkan dari fasilitas kamera di ponsel. Sebagian lagi ada yang pakai SLR. Bebas. Dan saya sama sekali tidak belajar memotret makanan. Sebisanya saya saja sih itu, hehehe”

***

Saya memberanikan diri mengirim salam, memperkenalkan diri, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan ringan kepada mas Lukman sesaat setelah saya menelusuri halaman demi halaman blognya. Saya mengetahui link blognya dari mas Fahri atau yang biasa disebut Masjaki saat ia mengirim sahutan di twitter. Beberapa menit saya mundur sejenak dari pekerjaan saya hari itu dan langsung berselancar di blognya. Saya terkesima dengan paduan foto yang ia posting dan gaya tulisannya yang sungguh berbeda. Sungguh menarik.

Kadangkala satu hal yang membuat saya amazed dengan teknologi saat ini adalah begitu mudahnya menjalin pertemanan. Berinteraksi kemudian belajar. Saya menyadari blog ini masih sangat muda hingga saya merasa perlu belajar banyak kepada pribadi-pribadi baru. Belajar cara menulis yang menarik, memotret makanan yang indah dan belajar banyak hal baru. Dari perbincangan saya dengan mas Lukman via surel ini membuat saya menyadari satu hal, If you love something, do it often then you will learn much until you find your passion. 

Mari nikmati beberapa foto bidikan mas Lukman yang sengaja saya pilih karena keindahannya. Foto-foto ini sudah mendapat ijin untuk di re-post disini ya, hehehe. Selebihnya silahkan mengunjungi Pandjalu, pretty sure you will love them. Enjoy!

 

PANDJALU_120306_Verjus_Poulet_Ro_ties_06_WEB

PANDJALU-DJALUJANG-120217-Signature-Sauce-01-WEB

Pandjalu-120723-Karma-05-WEB

PANDJALU-DJALUJANG-120119-Menyesali-Untung-02-WEB

Pandjalu Bubur Oatmeal 130113 06 WEB

PS : Big thanks for sharing mas Lukman. I’m so pleased.

2 thoughts on “Pandjalu

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.